Surat Ancaman untuk Muslim Prancis
Menurut para ahli, ancaman-ancaman ini merupakan kelanjutan proyek Islamofobia yang sedang marak digencarkan di dunia Barat. Beberapa waktu lalu, kasus Charlie Hebdo juga didesain untuk hal ini.
Apakah kedua kasus ini memiliki hubungan erat?
Fenomena-fenomena terakhir di Prancis termasuk kasus Charlie Hebdo dapat dianalisa sebagai sebuah skenario yang telah dipersiapkan matang guna mempersiapkan opini masyarakat untuk menerima proyek jangka panjang yang telah dicanangkan oleh Uni Eropa.
Para ahli di Uni Eropa terutama Prancis sampai pada sebuah kesimpulan bahwa kondisi unitas ini dalam rentang tiga dasawarsa mendatang akan menguntungkan muslimin. Menurut predikis para analis, pada tahun 2050, jumlah muslimin Eropa akan mengalahkan jumlah penganut agama Kristen. Dari sisi lain, berlandaskan pada lonceng peringatan yang telah didengungkan oleh para elit Prancis, pada tahun 2022 mendatang, presiden muslim pertama akan menduduki istana Elysee.
Semua analisa ini telah mendorong bangsa Eropa untuk mengusir warga muslim dari Eropa.
Dalam rentang periode satu dasawarsa mendatang, seluruh warga muslim Eropa akan diklasifikasikan menjadi dua kelompok: muslim baik dan muslim jahat. Berdasarkan proyek ini, seluruh warga muslim yang bermukim di Eropa akan diusir pulang ke negara asal mereka dengan alasan sebagai oknum ancaman bagi keamanan nasional Eropa.
Baik di Eropa maupun Amerika, lahan untuk mengusir warga muslim sudah siap. Serangan-serangan terakhir yang berkembang di Eropa dan Amerika baik dalam bentuk pembunuhan warga muslim maupun pembakaran masjid menunjukkan Barat sedang mengaplikasikan proyek pengusiran warga muslim dan Islamofobia tersebut.
Akhir-akhir ini sedang berkembang usaha di balik layar berupa pengiriman surat dan SMS ancaman kepada warga muslim Barat dan bahkan pencurian dari kediaman mereka. Dengan cara menciptakan ketakutan di kalangan keluarga muslim ini, Barat berharap warga muslim meninggalkan Eropa dan Amerika secara suka rela.
Tentu semua ini dilakukan oleh partai-partai sayap kanan dan kelompok radikal terutama lobi-lobi Zionis serta badan-badan inteligen Barat, dan tidak ada hubungannya dengan masyarakat Barat.
Warga muslim Barat memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat Barat. Malah sebagian mereka telah menjalin hubungan kekeluargaan. Seluruh serangan dan ancaman tersebut terjadi ketika generasi ketiga muslimin Barat telah lahir. (Shabestan)
Post a Comment