Header Ads

test

Pernyataan Kemenangan Palestina pasca Pengumuman Gencatan Senjata

Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas pasca diumumkannya gencatan senjata antara kelompok-kelompok Palestina dengan rezim Zionis Israel, menyebut perlawanan rakyat sebagai faktor terpenting dalam kemenangan bangsa Palestina menghadapi rezim penjajah Al Quds.

 Pernyataan Kemenangan Palestina pasca Pengumuman Gencatan Senjata
Pusat Informasi Palestina (27/8) melaporkan, Hamas, Selasa (26/8) malam, pasca diumumkannya gencatan senjata antara kelompok-kelompok Palestina dengan Israel, mengumumkan, perlawanan rakyat, dukungan tegas rakyat Palestina atas perlawanan, inovasi para pejuang Palestina dalam pertempuran dan persatuan nasional adalah faktor-faktor utama kemenangan bangsa Palestina di Perang 50 hari Gaza.

Dalam pernyataannya Hamas meminta lembaga-lembaga hak asasi manusia dan kemanusiaan untuk segera menyeret petinggi Israel ke Mahkamah Pidana Internasional karena kejahatan-kejahatan anti-kemanusiaan yang dilakukannya di Gaza.

Fawzi Barhoum, Juru Bicara Hamas mengatakan bahwa rakyat Palestina sampai kapanpun tidak akan pernah mengakui legalitas para penjajah di setiap jengkal tanah Palestina. Ia mengatakan, "Jikar para penjajah tidak belajar dari perang Gaza, mereka harus tahu bahwa pelajaran-pelajaran selanjutnya akan lebih sulit dan lebih pahit."

Ia menambahkan, "Gencatan senjata di Gaza dan kemenangan gerakan perlawanan dalam menghadapi Israel, akan menjadi pembuka pembebasan Masjid Al Aqsa dan Baitul Maqdis."

Mohammad Al Zahar, anggota senior Biro Politik Hamas menegaskan, "Rezim Israel di arena politik, keamanan, militer dan strategi menelan kekalahan memalukan dari gerakan perlawanan Palestina."

Zahar kembali menegaskan janji gerakan perlawanan untuk membebaskan seluruh tahanan Palestina dari penjara-penjara Zionis. Ia meminta warga Palestina yang tinggal di luar negeri untuk bersiap memasuki fase kemerdekaan Palestina dan kembali ke tanah air.

Begitu juga Ramadhan Abdullah Shallah, Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina dalam konferensi pers yang digelar pasca diumumkannya gencatan senjata di Gaza mengatakan, "Gerakan perlawanan Palestina tidak memulai perang Gaza, akan tetapi mereka berdiri menghadapi serangan-serangan luas rezim Israel ke Jalur Gaza dan pada akhirnya meraih kemenangan."

 Abdullah Shallah menegaskan kesiapan kelompok-kelompok perlawanan Palestina untuk menghadapi segala bentuk serangan lain dari Israel ke Gaza. Ia menambahkan, "Rezim Israel menggunakan senjata-senjata pembunuh massal untuk membantai warga Jalur Gaza, namun gerakan perlawanan berhasil merubah perimbangan kekuatan dengan tekadnya."

Di sisi lain, dengan diumumkannya gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan kelompok-kelompok perlawanan Palestina, warga Palestina di sejumlah wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza merayakan kemenangan perlawanan atas rezim Israel.

Israel sejak 8 Juli 2014 melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza dan setelah berlalu 50 hari, pada 26 Agustus 2014 mengakhiri agresi militer berdasarkan gencatan senjata yang ditandatanganinya dengan kelompok-kelompok Palestina atas mediasi Mesir.

Di antara butir-butir terpenting gencatan senjata ini adalah pencabutan blokade Jalur Gaza dan dibukanya pintu-pintu perbatasan di wilayah ini. Agresi militer Israel ke Gaza, sampai sekarang telah mengakibatkan 2.141 warga Palestina gugur syahid dan sedikitnya 11.100 lainnya terluka. (IRIB Indonesia/HS)

No comments