Ali Goma: Fatwa Takfiri Bersumber Pada Khawarij dan Pencemar Nama Baik Islam
“Pendapat-pendapat minor dan sesat tidak dapat disebut fatwa. Fatwa memiliki keagungan tersendiri, fatwa keluar dari orang yang memang layak berfatwa. Sedangkan para penganut faham takfiri adalah orang-orang yang tumbuh dalam faham-faham yang salah. Mereka tidak mengetahui teks (nash), tidak mengerti realitas, tidak memahami fikih,” kata Ali Goma di televisi pada acara “Wa Allahu A’lam”, sebagaimana dilansir laman al-Yaoum al-Sabi’ Sabtu (7/6/2014).
Menurut dia, pemahaman kaum takfiri sangat dangkal karena didapat hanya dengan membaca buku tanpa bimbingan dari para guru atau syekh yang kredibel.
Dia mengatakan, “Kami tidak melihat mereka menghadiri majelis-majelis keilmuan.Mereka tidak belajar di Universitas al-Azhar. Mereka adalah kaum Khawarij yang telah mencemarkan citra Islam di mata khalayak dunia. Mereka adalah para fasik pembunuh serta penebar kerusakan dan kejahatan,”
Mengenai sikap kaum takfiri terhadap pemerintah dan aparat keamanan Mesir, Ali Goma menilainya sebagai pendirian yang bersandar pada fatwa Syekh Ibnu Taimiyyah.
“Fatwa takfiri yang menyerukan pembunuhan polisi dan Mesir,” ujar Syekh Ali Goma, “bersandar pada fatwa tentang penduduk Mardin yang dikeluarkan oleh Ibnu Taimiyyah dan pada apa yang mereka fahami secara salah kaprah karena mereka membacanya hanya melalui buku-buku tanpa mereka pelajari di depan para guru terpercaya.”
Dia menambahkan, “Mereka menyamakan realitas zaman sekarang dengan keadaan bangsa Tartar dan kerajaan-kerahaan, lalu mereka merasa sebagai satu-satunya pembela Islam yang harus memerangi para penguasa dan wali amr dengan alasan bahwa para penguasa dan wali amr itu tidak menerapkan syariat Allah. Padahal kita melihat seluruh para penguasa kita, tanpa terkecuali, adalah orang-orang yang menunaikan shalat. Kita melihat dengan mata kepala kita sendiri mereka menunaikan shalat, mulai dari Raja Raouk hingga presiden interim Adly Mansour.”
Sumber : Shabestan
Menurut dia, pemahaman kaum takfiri sangat dangkal karena didapat hanya dengan membaca buku tanpa bimbingan dari para guru atau syekh yang kredibel.
Dia mengatakan, “Kami tidak melihat mereka menghadiri majelis-majelis keilmuan.Mereka tidak belajar di Universitas al-Azhar. Mereka adalah kaum Khawarij yang telah mencemarkan citra Islam di mata khalayak dunia. Mereka adalah para fasik pembunuh serta penebar kerusakan dan kejahatan,”
Mengenai sikap kaum takfiri terhadap pemerintah dan aparat keamanan Mesir, Ali Goma menilainya sebagai pendirian yang bersandar pada fatwa Syekh Ibnu Taimiyyah.
“Fatwa takfiri yang menyerukan pembunuhan polisi dan Mesir,” ujar Syekh Ali Goma, “bersandar pada fatwa tentang penduduk Mardin yang dikeluarkan oleh Ibnu Taimiyyah dan pada apa yang mereka fahami secara salah kaprah karena mereka membacanya hanya melalui buku-buku tanpa mereka pelajari di depan para guru terpercaya.”
Dia menambahkan, “Mereka menyamakan realitas zaman sekarang dengan keadaan bangsa Tartar dan kerajaan-kerahaan, lalu mereka merasa sebagai satu-satunya pembela Islam yang harus memerangi para penguasa dan wali amr dengan alasan bahwa para penguasa dan wali amr itu tidak menerapkan syariat Allah. Padahal kita melihat seluruh para penguasa kita, tanpa terkecuali, adalah orang-orang yang menunaikan shalat. Kita melihat dengan mata kepala kita sendiri mereka menunaikan shalat, mulai dari Raja Raouk hingga presiden interim Adly Mansour.”
Sumber : Shabestan
Post a Comment