Header Ads

test

Filosofi Di Balik Salam Allah Atas Âlu Yâsin, Keluarga Muhammad Saw.

Filosofi Di Balik Salam Allah Atas  Âlu Yâsin, Keluarga Muhammad Saw.

Allah SWT berfirman:
سَلاَمٌ عَلَى آلِ يَاسِيْن.
“Salam kesejahteraan dilimpahkan atas keluarga Yâsîn.” (QS. Ash Shâffât;13)

Qira’ah dan Rasm Mushhaf

Para ahli qira’ah (bacaan Al-qur’an) berbeda pendapat dalam membaca (melafadzkan) kata “آل ياسين” dalam ayat di atas. Di antara mereka ada yang membacanya إلياسين Ilyâsîn, sementara Nafi’i, Ibnu Amir (termasuk para qurra’ sab’ah/tujuh ahli model bacaan Al-qur’an), Ya’qub dan Ibnu Zaid membacanya dengan Âli Yâsîn (آل ياسين). Dalam bacaan terakhir ini, kata tersebut adalah   dua kata yang digabungkan, kata Âlu  yang berartikan keluarga dan kata Yâsîn adalah salah satu nama Nabi Muhammad saw.

Bacaan yang terakhir ini sesuai dengan bacaan yang diajarkan oleh para Imam suci Ahlulbait Nabi as. selain juga sesuai dengan rasm (huruf penulisannya).  Dan ini salah satu bukti kebenaran qira’ah terakhir ini.

Âlu Yâsîn adalah Âlu Muhammad saw.

Ketika menafsirkan ayat di atas para ulama dan mufassir menyebutkan babarapa pendapat, di antaranya adalah bahwa yang dimaksud dengannya ialah Nabi Ilyas as. Penafsiran itu sesuai dengan dialek Bani Asad.

Dan ada juga yang berpendapatn bahwa kata  “آل ياسين” adalah bentuk jama’ dari kata “الياس”. Adapun yang di maksud ialah para pengikut dan sahabat Nabi Ilyas as.
Akan tetapi tidak sedikit di antara tokoh-tokoh tafsir Ahlulsunnah berpendapat -atau sekedar menyebutkan pendapat para mufassir salaf (klasik)-,  bahwa yang dimaksud dengannya adalah keluarga Nabi saw.

Ibnu Hajar –misalnya- ia menggolongkan ayat ini sebagai ayat keutamaan Ahlulbait Nabi saw. ia menyebut ayat dalam bukunya sebagai ayat ketiga dari sekian belas ayat keutamaan Ahlulbait as. yang ia tafsirkan. Demikian juga dengan al-Fakhru al-Razi dan beberapa ulama’ lainnya, seperti akan saya sebutkan nanti.
Âlu Yâsîn dalam Pandangan Para Mufassir Ahlusunnah

Para ulama dan mufassir Ahlusunnah telah menyebutkan beberapa riwayat yang menafsirkan ayat tersebut sebagai Aalu, keluarga Nabi Muhammad saw.
Di bawah ini akan saya sebutkan beberapa daeinya:

1. Ath Thabari: Ibnu Jarir al-Thabari –salah seorang mufassir tertua Ahlusunnah- menyebutkan dalam tafsir Jami’ al-Bayan-nya sebagai beriukt, “Mayoritas ahli qira’at dari kota Madinah membacanya: سلام على آل ياسين dengan memisahkan kata “ال” dari kata “ياسين” dan sebagian dari mereka menafsirkannya dengan arti: Salam Sejahtera atas keluarga Muhammad”[1].
2. An Nisaburi: Dalam tafsirnya Gharaib al-Qur’an –dicetak dipinggir tafsir al-Thabari[2], setelah menafsirkan ayat-ayat sebelumnya, ia menyebutkan tiga pendapat tentang tafsiran ayat آل ياسين , salah satu darinya ialah, “Yang dimaksud dengannya adalah Aalu (keluarga) Muhammad saw.”
3. Ibnu Katsir: Setelah menyebut beberapa pendapat yang mendasarkan tafsirannya atas bacaan selain Nafi’, Ibnu Amir dan kawan-kawan, ia berkata, “Sedangkan yang lain, mereka membaca ayat tersebut dengan سلام على آل ياسين yakni yang dimaksud adalah keluarga Muhammad saw”[3].
4. Asy Syaukani: Dalam tafsirnya, al-Syaukani berkata, “Nafi’, Ibnu Amir, al-A’raj dan Syaibah membaca kata آل ياسين dengan mengidhafah-kan kata آل kepada kata ياسين dengan arti, ‘keluarga Yasin’, sementara para qari’ yang lain membacanya الياسين dengan mengkasrahkan huruf hamzah (إِ) dan mensukunkan huruf lam(إِلْ), kecuali al-Hasan ia membacanya اَليَاسين . Ada pendapat yang mengatakan bahwa arti ayat tersebut dengan mendasarkan pada qira’ah-qira’ah di atas adalah Nabi Ilyas as. (Kemudian ia melanjutkan), Al-Kalbi berkata, ‘yang dimaksud dengan ال ياسين adalah keluarga Muhammad saw.'” (Lalu dalam pembahasan riwayat ia menukil sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ra. yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, al-Thabarani dan Ibnu Murdawaih, ia berkata, “Kami keluarga Muhammad adalah Aalu Yasin”[4]).
5. Al Baidhawi: Dalam tafsirnya Anwar al-Tanzil berkata, “Nafi’ dan Ya’qub membacanya dengan ال ياسين, karena kata itu dalam mushaf ditulis secara terpisah, …dan ada yang mengatakan bahwa Yasin yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw.”[5]
6. Al Khazin: Dalam tafsirnya Lubab at Ta’wil berkata, “Ayat tersebut dibaca ال ياسين dengan memisahkan kata ال dari kata Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Keluarga Muhammad saw.[6]
7. Al Baghawi: Dalam tafsirnya Ma’alim at Tanzil –dicetak dipinggir tafsir al-Khazin- mengatakan, “Nafi’ dan Ibnu Amir membacanya dengan ال ياسين sebab memang demikian tertulis dalam mushaf. Sedangkan para qurra’ lain membacanya dengan الياسين . Dan mereka yang membaca dengan bacaan pertama mengatakan, “Yang dimaksud adalah nama Muhammad saw.”[7]
8. Al Kalbi: Dalam kitab Al-Tashil-nya mengatakan, “Kata ال di sini artinya adalah keluarga …, ada yang mengatakan bahwa Yasin adalah nama Muhammad saw.[8]
9. As Suyuthi: Dalam tafsirnya Al-Durr al-Mantsur berkata, “Ibnu Abi Hatim, al-Thabarani dan Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. tentang tafsir ayat tersebut, ia berkata, “Kami keluarga Muhammad (yang dimaksud dengan) Aal Yasin”.[9]
10. Az Zarandi Al Hanafi: Dalam kitabnya Nadhum Durar al-Simthain, pasal tentang ayat-ayat yang turun tentang keutamaan Imam Ali as, ia berkata, “Ibnu Abbas berkata tentang arti ayat tersebut, ‘Salam atas keluarga Yasin, yakni keluarga Muhammad’[10].
11. Al Fakhru Al Razi: Dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib berkata, “Nafi’, Ibnu Amir dan Ya’qub membacanya ال ياسين dengan memudhafkan kata ال kepada kata ياسين , sementara itu yang lain membacanya dengan الياسين. Adapun berdasarkan qira’ah ini (pertama) ada tiga kemungkinan arti, … yang kedua, Aalu Yasin adalah keluarga Nabi Muhammad saw.[11] Dan ia menganggap pendapat ini kurang kuat, akan tetapi pada kesempatan lain ia menegaskan bahwa ayat سلام على آل ياسين  adalah turun memuat keutamaan yang agung bagi keluarga Nabi saw. Ia berkata, “Sesungguhnya Ahlulbait Nabi saw. telah menyamai Nabi saw. dalam lima perkara;
(1) Dalam keharusan (umat) mengucapkan salam (atas keluarga Nabi saw.), Allah berfirman “Salam atasmu wahai Nabi, dan ia juga berfirman: سلام على آل ياسين (Salam sejahtera atas keluarga Yasin, yakni keluarga Muhammad).
(2) Dalam membaca shalawat kepada Nabi dan kepada mereka dalam tasyahhud.
(3) Dalam penyucian Ilahi, Allah berfirman: طه , arti wahai orang yang suci, dan Ia juga berfirman: وَ يُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا. .
(4) Dalam diharamkannya zakat (shadaqah) atas mereka, dan
(5) dalam keharusan mencintai mereka … .[12]
Penjelasan ar Râzi ini dikutip oleh Ibnu Hajar ketika ia menyebut ayat ini sebagai salah satu ayat keutamaan Ahlulbait Nabi saw.
12. Ibnu Hajar al-Haitami: Dalam kitabnya al-Shawaiq[13] bab ke-11 pasal pertama tentang ayat-ayat keutamaan Ahlulbait as. berkata, “(Ayat Ketiga) firman Allah: سلام على ال ياسين. Sekelompok mufassir menukil dari Ibnu Abbas ra. bahwa yang dimaksud dengannya adalah, ” Salam atas keluarga Muhammad”. Dan demikian juga yang dikatakan oleh al-Kalbi. (Kemudian pada akhir pembahasan ayat ini, ia menyebut penegasan al-Razi tentang lima kesamaan antara Nabi dan Keluarganya).
13. As Sayyid Abu Bakar Ibnu Syihab al-Husaini: Dalam kitabnya Rasyfat al-Shadi[14], bab pertama tentang ayat-ayat keutamaan Ahlulbait as, beliau berkata, “Ayat lain, yaitu firman Allah: سلام على ال ياسين. Sekelompok mufassir menukil dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, ‘Keluarga Yasin adalah keluarga Muhammad saw. dan al-Naqqasy menukil pendapat ini dari al-Kalbi.”

Dan selain para ulama yang saya sebutkan pernyataan mereka di atas, masih banyak ulama’ lain yang juga menafsirkan aya tersebut dengan penafsiran seperti di atas,  di antara mereka adalah:
1. Ibnu al-Maghâzili, dalam kitab Manâqib-nya, seperti yang disebutkan oleh Ajengan Abuya Syeikh Abdullah bin Nuh al-Syafi’i dalam Manaqib-
2. Allamah Hamid bin Ahmad al-Mahalli dalam al-Hadaiq al-Wardiyyah.
3. Allamah Ahmad bin Abdul-Wahab dalam Nihayat al-Adab.
4. Sayyid Muhammad Shiddiq Hasan Khan dalam Fathu al-Bayan,8/78.
5. Abu Hayyan dalam al-Bahru al-Muhith,7/373.
6. Al-Qurthubi dalam al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an,15/119.
7. Al-Alusi dalam Ruh al-Ma’ni,3/129.
8. Al-Kasyfi dalam Manaqib al-Murtadhawiyah:25.
9. Al-Asqallani dalam Lisan Mizan,6/124.
10. Al-Haitsami dalam Majma’ al-Zawaid,6/174.
11.  Al-Qanduzi al-Hanafi dalam Yanabi’:7.

Ayat Aalu Yasin Dalam Riwayat-Riwayat Syi’ah Imamiyah

Di bawah akan saya sebutkan beberapa riwayat yang menerangkan bahwa ayat tersebut adalah turun untuk menjelaskan keutamaan Ahlulbait as.:
1. Dari Sulaim bin Qais al-Hilali dari Imam Ali as, beliau berkata:
إِنَّ رسولَ اللهِ (ص) إِسْمُهُ يَاسِيْن وَ نَحْنُ الَّذِيْنَ قَالَ اللهُ {سَلامٌ عَلَى آلِ يَاسِيْن.}
Sesungguhnya nama Rasulullah saw. adalah Yasin dan kami adalah orang-orang yang dimaksud dengan firman Allah: Salam kesejahteraan dilimpahkan atas keluarga Yaasiin.[15]
2.. Dari Imam Ja’far as. dari ayah-ayah beliau dari Imam Ali as., tentang firman Allah: سلام على ال ياسين , beliau berkata, “Yasin adalah Muhammad dan kami adalah keluarga Muhammad”.[16]
3 . Dari Abu Abdul Rahman al-Aslami dari Umar bin Khatthab, bahwa ia membaca ayat tersebut demikian سلام على ال ياسين ia berkata, “Mereka adalah keluarga Muhammad saw.”
4. Dari A’masy dari Mujahid dari Ibnu Abbas tentang ayat tersebut, “Kamilah keluarga Muhammad”.[17]
5. Dari al-Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas tentang ayat tersebut, ia berkata: Artinya Salam atas keluarga Muhammad.[18]
6.  Dan dalam dialog panjang antara Imam Ridha as. dan para ulama’ di istana Khalifah Ma’mun, beliau menegaskan bahwa ayat tersebut merupakan ayat keutamaan Ahlulbait as., seperti yang sudah saya sebutkan pada tafsir ayat Ishthifa’ (ayat 14).

Makna Salam

Kata Salâm dalam redaksi-redaksi semacam ini adalah bentuk kalam khabari (berita)  sementara dimaksudkan adalah kalam insya’i (permohonan). Dan dalam hal ini tentunya menuntut adanya pihak yang kepadanya permohonan itu di minta, sedangkan Allah tidak mungkin (mustahil) memohon dari siapapun, maka dengan demikian arti salam Allah atas keluarga Yasin adalah berita gembira bagi mereka, karena Allah SWT menjamin keselamatan atas mereka dari segala bentuk hal yang tidak baik. Dan tentunya hal tersebut adalah penghormatan yang maha agung.

Ayat Aalu Yasin dan Keutamaan Ahlul Bait as.

Dalam surah ash Shaffat dapat kita jumpai ayat-ayat yang menyebutkan bahwa Allah SWT mengucapkan salam atas para nabi, seperti Nabi Nuh as., Ibrahim as., Ismail as., Musa as., Harun as. dan beberapa nabi lai, akan tetapi kita tidak pernah menemukan dalam satu ayat Al-qur’an-pun bahwa Allah SWT mengucapkan salam kepada keluarga, Aalu para nabi itu, kecuali kepada keluarga Nabi Muhammad saw. dalam ayat di atas. Dan ini adalah sebuah bukti keagungan yang tidak tertandingi dan keutamaan yang sangat agung yang hanya diperuntukkan kepada Ahlulbait Nabi as., karena mereka disejajarkan dengan para nabi dalam masalah pemberian salam dari Allah SWT.

Keutamaan agung ini tidak dimiliki oleh seorang pun dari umat ini kecuali oleh Ahlulbait as., maka dengan demikian Ahlulbait as. adalah pribadi-pribadi paling utama dan paling mulia di atas umat manusia. Dan atas dasar itu, mereka lebih berhak dijadikan panutan dan pemandu dalam kehidupan umat Islam. Sebab akal sehat manapun akan berpendapat bahwa pribadi yang afdhal (lebih utama atas yang lain) dari berbagai sisi dan sifatnya, dia-lah  yang lebih berhak kita utamakan dan kita tempatkan pada posisi terdepan sebagai panutan dan pemimpin, Imam.
___________________
[1] Ath Thabari, Jâmi’ al Bayân,23/61.
[2] An Nisaburi, Gharâib al Qur’an,23/73.
[3] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an al ‘Adzîm,4/20.
[4]Asy Syaukani, Fathu al-Qadîr, 4/409 dan 412.
[5] Al Baidhawi, Anwâr at Tanzîl,5/11.
[6] Al Khazin, Lubâb at Ta’wîl,6/36.
[7] Al Baghawi, Ma’âlim at Tanzîl –dicetak dipinggir tafsir al-Khazin-,6/63.
[8] Al Kalbi, tl Tashîl, 3/175.
[9] As Suyuthi, Ad Durr al-Mantsûr,7/120.
[10] Az Zarandi, Nadhum Durar as Simthain:94.
[11] Ar Razi, Mafâtih al-Ghaib,25/165.
[12] Pernyataan Ar Razi di atas telah dibenarkan dan dikutip oleh banyak ulama di antaranya Ash Shabban dalam Is’âf ar Râghibîn (dicetak di pinggir kitab Nûr al Abshâr):126-127.
[13] Ibnu Hajar, Ash Shawâ’iq, bab ke-11 pasal pertama,148-149.
[14] Abu Bakar ibn Syihab, Rasyfat ash Shâdi:24/
[15] Bihar al-Anwar,23/168 hadis ke 2, tafsir al-Burhan, 4/34 hadis ke 7 dan Bihar al-Anwar,16/86 hadis ke 7 dari tafsir al-Furat.
[16]Al-Burhan 4/34 hadis ke 48, al-Bihar 23/168 hadis ke 7 dari Amali al-Shaduq hal 381 hadis ke 1 dan Ma’ani al-Akhbar 132 hadis ke 2, al-Bihar 16/87 hadis 2 dari Ma’ani dan Raudhatul Waidhin 318.
[17] Al-Bihar 23/168 hadis ke 3 dan al-Burhan 4/34 hadis ke 10.
[18]Al Bihar 23/168 hadis ke 4, Amâli ash Shaduq 381 hadis ke 3.

No comments