Apakah peranan akal dalam agama Islam?
Apakah mungkin Islam dapat hadir dalam kehidupan manusia tanpa peran akal?
Mungkinkah hukum Islam hadir dalam kehidupan manusia tanpa peranan akal? bagaimana jika terjadi pertentangan antara akal dengan teks al-Quran dan al-hadis?
Dalam ajaran Islam akal memiliki tempat yang khusus. Akal menurut Islam, berada di samping wahyu yang termasuk salah satu dalil-dalil dan hujjah. Akal adalah hujjah internal manusia yang membawa mereka pada jalan menuju kesempurnaan dan syariat (agama) mereka, adalah hujjah eksternal yang untuk menyelamatkan manusia dari pusaran pencemaran dan mendorong mereka menuju kesempurnaan dan kebahagiaan. Atas dasar ini hujjah eskternal dan internal tidak mungkin saling bertentangan.
Akal merupakan kekuatan yang paling mulia dalam wujud manusia.[1]
Allah Swt dalam Quran-Nya lebih dari 300 kali mengajak manusia untuk menggunakan, memanfaatkan sumber daya ini (akal) yang telah Allah berikan (untuk manusia).[2] Tetapi bahkan satu ayat pun Allah Swt tidak pernah mengajak hamba-hamba-Nya pada ketidakpahaman atau menjalankan sesuatu secara ikut-ikutan. Tentu saja dengan memperhatikan jangkauan lingkupan pengetahuan manusia, kebanyakan dari persoalan-persoalan harus merujuk pada ketentuan wahyu dan agama. Mungkin karena alasan ini (karena mayoritas manusia) al-Quran dalam beberapa persoalan mengedepankan akal dalam merujuk pada syariat.
Allah Swt berfirman:
«وَ قالُوا لَوْ کُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ ما کُنَّا فی أَصْحابِ السَّعیرِ»
“Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Qs. Al-Mulk [67]:10)
Dengan memperhatikan perkataan Imam Ali AS dalam Nahj al-Balagha – tentang risalah Nabi- dapat diambil kesimpulan bahwa akal dan syariat bukan hanya saling tidak bertentangan akan tetapi bahkan mereka saling mendukung dan sejalan satu sama lain:[3]
“Dan (para Nabi datang) untuk membukakan di hadapan mereka kebajikan-kebajikan dan kebijaksanaan yang tersembunyi.”
Imam Ali As dalam penjelasan di atas, tentang hikmah pengutusan para Nabi mengatakan Allah Swt mengirimkan para nabi kepada umat manusia untuk membangunkan akal-akal mereka yang terkubur.

Post a Comment