Pesan Imam Ali Kepada Malik Al-Asytar An-Nakha’iy Ketika Mengangkatnya Sebagai Wali Mesir Dan Sekitarnya
Mendahulukan Kepentingan Rakyat Banyak
Jadikanlah yang sangat kau cintai adalah perkara yang paling tengah (dekat) dalam kebenaran, paling luas dalam keadilan, dan paling memuaskan rakyat. Sebab, kemarahan rakyat kebanyakan mampu menghilangkan kepuasan kaum elit. Adapun kemarahan kaum elit dapat diabaikan dengan adanya kepuasan rakyat kebanyakan.[5]
Sesungguhnya kaum elit ini adalah kelompok paling berat membebani wali negeri dalam masa kemakmuran; paling sedikit membantu di masa kesulitan; paling membenci kesetaraan; paling banyak menuntut; paling sedikit berterimakasih bila diberi; paling lamban memaklumi bila ditolak; dan paling tidak sabar bila berhadapan dengan berbagai bencana.
(Sebaliknya) sesungguhnya rakyat kebanyakan dari umat ini adalah tiang agama, kekuatan terbesar kaum Muslimin dan bekal terkuat menghadapi musuh. Maka curahkanlah perhatianmu untuk mereka dan arahkan kecenderunganmu bersama mereka.
Adapun kelompok yang seharusnya paling kaujauhi dan kaubenci adalah orang-orang yang paling suka mengamati kekurangan-kekurangan rakyat. Seorang wali lebih patut menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada rakyatnya. Maka jangan pernah membongkar apa yang tidak tampak bagimu, bahkan seharusnya kau putihkan yang sudah jelas tampak bagimu. Allah kelak yang akan memutuskan apa yang tidak tampak bagimu. Maka rahasiakanlah aurat[6] publik (orang lain) sedapat mungkin, niscaya Allah juga akan menutup aurat yang kau tidak ingin diketahui oleh rakyatmu.
Bebaskan publik dari penyakit kedengkian dan pangkaslah pemicu permusuhan dari mereka (dengan bergaul sedekat mungkin dengan mereka).[7] Cemehkan hal yang tidak terlihat olehmu, dan jangan tergesa-gesa mempercayai penuduh, sebab orang seperti itu adalah penipu meskipun ia berpura-pura sebagai penasihat yang tulus.
Jangan meminta saran dari seorang pelit dalam suatu derma, sebab ia pasti akan mengalihkanmu dari kebajikan dan menakut-nakutimu dengan kemiskinan. Jangan bermusyawarah dengan pengecut yang hanya akan melemahkan tekadmu atau orang rakus yang akan mendorongmu beroleh sesuatu kendati harus menggunakan cara yang zalim. Semua sifat itu: pelit, pengecut dan rakus, hanya timbul dalam diri mereka yang berprasangka buruk terhadap Allah SWT.
Jadikanlah yang sangat kau cintai adalah perkara yang paling tengah (dekat) dalam kebenaran, paling luas dalam keadilan, dan paling memuaskan rakyat. Sebab, kemarahan rakyat kebanyakan mampu menghilangkan kepuasan kaum elit. Adapun kemarahan kaum elit dapat diabaikan dengan adanya kepuasan rakyat kebanyakan.[5]
Sesungguhnya kaum elit ini adalah kelompok paling berat membebani wali negeri dalam masa kemakmuran; paling sedikit membantu di masa kesulitan; paling membenci kesetaraan; paling banyak menuntut; paling sedikit berterimakasih bila diberi; paling lamban memaklumi bila ditolak; dan paling tidak sabar bila berhadapan dengan berbagai bencana.
(Sebaliknya) sesungguhnya rakyat kebanyakan dari umat ini adalah tiang agama, kekuatan terbesar kaum Muslimin dan bekal terkuat menghadapi musuh. Maka curahkanlah perhatianmu untuk mereka dan arahkan kecenderunganmu bersama mereka.
Adapun kelompok yang seharusnya paling kaujauhi dan kaubenci adalah orang-orang yang paling suka mengamati kekurangan-kekurangan rakyat. Seorang wali lebih patut menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada rakyatnya. Maka jangan pernah membongkar apa yang tidak tampak bagimu, bahkan seharusnya kau putihkan yang sudah jelas tampak bagimu. Allah kelak yang akan memutuskan apa yang tidak tampak bagimu. Maka rahasiakanlah aurat[6] publik (orang lain) sedapat mungkin, niscaya Allah juga akan menutup aurat yang kau tidak ingin diketahui oleh rakyatmu.
Bebaskan publik dari penyakit kedengkian dan pangkaslah pemicu permusuhan dari mereka (dengan bergaul sedekat mungkin dengan mereka).[7] Cemehkan hal yang tidak terlihat olehmu, dan jangan tergesa-gesa mempercayai penuduh, sebab orang seperti itu adalah penipu meskipun ia berpura-pura sebagai penasihat yang tulus.
Jangan meminta saran dari seorang pelit dalam suatu derma, sebab ia pasti akan mengalihkanmu dari kebajikan dan menakut-nakutimu dengan kemiskinan. Jangan bermusyawarah dengan pengecut yang hanya akan melemahkan tekadmu atau orang rakus yang akan mendorongmu beroleh sesuatu kendati harus menggunakan cara yang zalim. Semua sifat itu: pelit, pengecut dan rakus, hanya timbul dalam diri mereka yang berprasangka buruk terhadap Allah SWT.
Post a Comment