Sistem Senjata AS Tidak Efisien
Biaya sistem persenjataan utama Pentagon meningkat hampir setengah triliun dolar dari estimasi awalnya, sebuah laporan baru menunjukkan.

Laporan Government Accountability Office (GAO) juga menemukan bahwa 80 program Pentagon rata-rata terlambat 2 tahun lebih.
Laporan GAO itu disajikan dalam sidang Kongres hari Rabu (30/4/14) di mana senator Republik dan Demokrat mengkritik peningkatan biaya yang terus menerus, pemborosan dana dan sumberdaya, pembatalan kontrak tingkat tinggi dan kurangnya akuntabilitas dalam sistem senjata, The Washington Post melaporkan.
Senator John McCain menyebut serangkaian program yang gagal, termasuk armada helikopter kepresidenan. Menurutnya, ini salah satu contoh pemborosan dana yang benar-benar tidak bisa diterima dan tidak terkontrol yang terjadi di masa lalu.
Dalam beberapa dekade, Kongres dan Pentagon hanya mencapai keberhasilan minim dalam menciptakan sistem pembelian senjata yang efektif. GAO mencatat, masalah yang dihadapi saat ini sama dengan yang dihadapi 20 tahun lalu.
Upaya baru untuk meningkatkan sistem senjata AS terasa semakin penting terutama setelah anggaran untuk sektor pertahanan berkurang.
"Kita akan memiliki anggaran pertahanan yang tetap sementara masalah yang sedang kita tangani di seluruh dunia tidak tetap," kata Mac Thornberry dari kubu Republik. "Jadi satu-satunya cara mendamaikan kedua hal ini, mencoba memperoleh nilai pertahanan yang lebih besar dari dana yang kita belanjakan."
Laporan GAO juga mengutip merosotnya jumlah karyawan sebagai salah satu masalah akut yang mengganggu sistem senjata AS. Joint Strike Fighter F-35, program senjata paling mahal dalam sejarah Pentagon, memiliki enam pengelola program sejak tahun 2001.

Laporan Government Accountability Office (GAO) juga menemukan bahwa 80 program Pentagon rata-rata terlambat 2 tahun lebih.
Laporan GAO itu disajikan dalam sidang Kongres hari Rabu (30/4/14) di mana senator Republik dan Demokrat mengkritik peningkatan biaya yang terus menerus, pemborosan dana dan sumberdaya, pembatalan kontrak tingkat tinggi dan kurangnya akuntabilitas dalam sistem senjata, The Washington Post melaporkan.
Senator John McCain menyebut serangkaian program yang gagal, termasuk armada helikopter kepresidenan. Menurutnya, ini salah satu contoh pemborosan dana yang benar-benar tidak bisa diterima dan tidak terkontrol yang terjadi di masa lalu.
Dalam beberapa dekade, Kongres dan Pentagon hanya mencapai keberhasilan minim dalam menciptakan sistem pembelian senjata yang efektif. GAO mencatat, masalah yang dihadapi saat ini sama dengan yang dihadapi 20 tahun lalu.
Upaya baru untuk meningkatkan sistem senjata AS terasa semakin penting terutama setelah anggaran untuk sektor pertahanan berkurang.
"Kita akan memiliki anggaran pertahanan yang tetap sementara masalah yang sedang kita tangani di seluruh dunia tidak tetap," kata Mac Thornberry dari kubu Republik. "Jadi satu-satunya cara mendamaikan kedua hal ini, mencoba memperoleh nilai pertahanan yang lebih besar dari dana yang kita belanjakan."
Laporan GAO juga mengutip merosotnya jumlah karyawan sebagai salah satu masalah akut yang mengganggu sistem senjata AS. Joint Strike Fighter F-35, program senjata paling mahal dalam sejarah Pentagon, memiliki enam pengelola program sejak tahun 2001.
Post a Comment