Ribuan Elemen Takfiri Tewas dalam Pertempuran di Suriah
Pertikaian dan pembantaian antara kelompok Takfiri rival satu ideologi Salafi-Wahabi memaksa puluhan ribu warga Suriah melarikan diri dari kota-kota di provinsi timur Suriah Deir al-Zour. Pertikaian itu juga telah menewaskan ribuan anggota Takfiri yang sama-sama mengklaim demi menegakkan syariah "Islamimiyah".
Pernyataan itu diutarakan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Sabtu, 03/05/14, dan melaporkan bahwa elemen-elemen Takfiri dari Front al- Nusra dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) terlibat pertikaian sengit di Deir al-Zour selama empat hari terakhir.
Menurut kelompok yang berbasis di Inggris itu, lebih dari 62 ekstrimis tewas dalam pertikaian terbaru tersebut.
"Warga kota-kota Busayra, rumah bagi 35.000 warga, Abriha, rumah bagi 12.000 warga, dan al-Zir, rumah bagi 15.000 warga, hampir semuanya terlantar akibat pertempuran sengit di daerah tersebut," kata kelompok yang berbasis di Inggris itu.
Menurutnya, elemen-elemen Takfiri dari Front al- Nusra membakar rumah-rumah di Busayra.
Dalam aksi pembalasan, elemen-elemen ISIS juga membakar rumah-rumah penduduk yang diklaim menjadi tameng Front al-Nusra di Abriha, demikian menurut kelompok tersebut .
Bentrokan baru antara kelompok-kelompok ekstremis Takfiri satu ideologi terus berkecamuk meskipun pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri meminta kepada mereka segera menghentikan pertempuran.
Bahkan beberapa bulan ini bentrokan antara kelompok-kelompok bersenjata yang berbeda menewaskan ribuan elemen-elemen Takfiri di Suriah.
Pada tanggal 11 April, sumber-sumber oposisi mengatakan wabah pertikaian di antara kelompok-kelompok ekstremis Takfiri menewaskan 90 orang hanya di Deir al- Zour. Bentrokan tersebut terjadi antara Front al-Nusra melawan rival utama dari ISIS.

Pertikaian antara "jihadis" di Suriah ini sangat berpotensi terjadi kapan saja di Indonesia, mengingat para pendukung ISIS dan Front al-Nusra dalam berbagai kesempatan saling serang dan saling kecam, dan bahkan masing-masing mengklaim paling berhak menegakkan Syariah ala Wahabiyah Takfiriyah di bumi Indonesia.
Pernyataan itu diutarakan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Sabtu, 03/05/14, dan melaporkan bahwa elemen-elemen Takfiri dari Front al- Nusra dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) terlibat pertikaian sengit di Deir al-Zour selama empat hari terakhir.
Menurut kelompok yang berbasis di Inggris itu, lebih dari 62 ekstrimis tewas dalam pertikaian terbaru tersebut.
"Warga kota-kota Busayra, rumah bagi 35.000 warga, Abriha, rumah bagi 12.000 warga, dan al-Zir, rumah bagi 15.000 warga, hampir semuanya terlantar akibat pertempuran sengit di daerah tersebut," kata kelompok yang berbasis di Inggris itu.
Menurutnya, elemen-elemen Takfiri dari Front al- Nusra membakar rumah-rumah di Busayra.
Dalam aksi pembalasan, elemen-elemen ISIS juga membakar rumah-rumah penduduk yang diklaim menjadi tameng Front al-Nusra di Abriha, demikian menurut kelompok tersebut .
Bentrokan baru antara kelompok-kelompok ekstremis Takfiri satu ideologi terus berkecamuk meskipun pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri meminta kepada mereka segera menghentikan pertempuran.
Bahkan beberapa bulan ini bentrokan antara kelompok-kelompok bersenjata yang berbeda menewaskan ribuan elemen-elemen Takfiri di Suriah.
Pada tanggal 11 April, sumber-sumber oposisi mengatakan wabah pertikaian di antara kelompok-kelompok ekstremis Takfiri menewaskan 90 orang hanya di Deir al- Zour. Bentrokan tersebut terjadi antara Front al-Nusra melawan rival utama dari ISIS.

Pertikaian antara "jihadis" di Suriah ini sangat berpotensi terjadi kapan saja di Indonesia, mengingat para pendukung ISIS dan Front al-Nusra dalam berbagai kesempatan saling serang dan saling kecam, dan bahkan masing-masing mengklaim paling berhak menegakkan Syariah ala Wahabiyah Takfiriyah di bumi Indonesia.
Post a Comment