Header Ads

test

Arbain, Imam Husein as dan Tujuan Penciptaan


All About Ahlulbait Allah swt menciptakan alam semesta, mengutus para Nabi dan Rasul dan menurunkan kitab-kitab langit tidak lain itu semua untuk mengantarkan manusia kepada kesempurnaan mutlak. Kesempurnaan mutlak tidak mungkin bisa dicapai tanpa memikul tanggung jawab. Semakin besar beban dan tanggung jawab dipikul, semakin tinggi derajat kita dihadapan Allah swt. Semakin tinggi derajat kita, semakin dekat diri kita kepada kesempurnaan penciptaan.

Apa itu Beban dan Tanggung Jawab yang menghantarkan kita kepada kesempurnaan?
Allah swt berfirman dalam Surat Al-Hadid 25:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.

Tujuan penciptaan dan pengutusan Hujjah-hujjah Allah swt adalah untuk mengantarkan manusia kepada kesempurnaan ilahiah dan itu tidak akan terealisasi kecuali sadar dan bahu-membahu menegakan keadilan dimuka bumi ini.

Jika kita melihat sejarah kemanusiaan dari zaman Nabi Adam as hingga detik ini, maka dipenuhi dengan peperangan antara kebenaran dan kebatilan serta perseteruan antara kedzaliman dan keadilan. Untuk itu kita melihat kisah terpanjang didalam Al-Quran adalah kisah perseteruan antara Musa as sebagai simbol keadilan dan Firaun sebagai perwujudan kedzaliman dan kebatilan.


Begitupula kisah bapak monoteisme, Ibrahim as melawan Namrudz sebagai manifestasi peperangan antara kubu keadilan dan kubu kedzaliman. Ini semua membuktikan kepada kita bahwa selama bumi berputar dan selama manusia berada dimuka bumi, maka perseteruan antara kedzaliman dan keadilan akan selalu ada.

Islam sebagai agama sempurna yang mengatur kehidupan manusia dari seluruh dimensi kehidupan adalah kendaraan untuk menggiring manusia menuju tujuan penciptaan, yaitu melawan segala bentuk kedzaliman dan sadar dalam menegakan keadilan dimuka bumi ini. Untuk itu, Wajib bagi Allah swt mempersiapkan segala sarana-prasarana yang mampu membawa manusia kepada tujuan penciptaannya.

Disinilah Allah swt memberikan peran kepada Imam Husein as sebagai simbol perlawanan terhadap kedzaliman dan kebatilan. Untuk itu jauh-jauh hari sebelum tragedi Karbala, Allah swt sudah memberitakan Al-Husein as kepada seluruh Nabi dan Rasul tentang tragedi Karbala dan Imam Husein as.

Allah swt memberitakan musibah Al-Husein as kepada Adam as, Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Zakariya as, Yahya as, Isa as dan nabi-nabi lainnya sebagai pedoman dan panutan dalam melawan segala bentuk kedzaliman dan kebatilan. Bahkan kesyahidan Nabi Yahya as terinspirasi dari Karbala dan Imam Husein as.

Tidak cukup itu semua, Allah swt meletakan syiar-syiar Huseini disetiap peringatan-peringatan besar Islam. Amalan bulan Rajab, Syaban, Ramadhan, Malam Al-Qadr, hari Arafah dan amalan lainnya terdapat ziarah khusus untuk Imam Husein as. Itu semua Allah swt lakukan, agar Imam Husein as selalu hadir didalam kehidupan kita dan jiwa kita.

Setelah pemberitaan dan peletakan Imam Husein as disetiap momen-momen keislaman, Allah swt memberikan pahala sebesar-besarnya bagi yang menziarahi, mengingat musibah, menangis, meratap dan lainnya untuk Imam Husein as agar dengan pahala yang besar itu, kita semua termotivasi untuk mengenal lebih jauh perjuangan Imam Husein as dan mengikuti jalan beliau as.

Allah swt melakukan itu semua agar tujuan penciptaan, yaitu kesadaran manusia menegakan keadilan dan melawan segala kedzaliman tercapai. Untuk itu Allah swt menjadikan Imam Husein as selalu hadir ditengah-tengah kita sebagai poros, contoh, pedoman, manifestasi melawan segala kedzaliman dan kebatilan.

Selama manusia berada dimuka bumi, maka peperangan antara keadilan dan kedzaliman akan selalu ada. Karena peperangan keadilan dan kedzaliman selalu ada, maka Huseinisme dan Karbalaisme akan selalu ada sampai bumi ini dipenuhi dengan keadilan. Disinilah falsafah, “ Setiap hari adalah Asyura dan setiap bumi adalah Karbala.”

Untuk itu Allah swt menjadikan Imam Husein as kekal dan abadi sepanjang zaman sebagai manifestasi perlawanan segala bentuk kedzaliman hingga bumi ini dipenuhi dengan keadilan dibawah kepemimpinan Imam Mahdi as.

Untuk itu teriakan Imam Husein as tidak hanya untuk kaum muslimin saja, melainkan kepada seluruh manusia yang masih memiliki fitrah kemanusiaan. Karena teriakan melawan kedzaliman adalah teriakan kemanusiaan.

Gerakan Arbain Huseini selain gerakan kecintaan, adalah gerakan memperbaharui tekad dan baiat kita kepada Imam kebebasan dan keadilan dalam melawan segala bentuk penindasan, kedzaliman dan kebatilan dimuka bumi ini. Gerakan Arbain adalah gerakan pecinta kebenaran dan keadilan bagi seluruh manusia yang masih memiliki fitrah kemanusiaan dihati kecilnya, untuk itu gerakan Huseinisme adalah gerakan kemanusiaan, bukan gerakan untuk mazhab dan agama tertentu.

Kehadiran kita dalam gerakan Arbain Huseini adalah penegasan kepada seluruh Firaunisme, Namrudzisme, Yazidisme, Syimr-isme dan aroganisme dunia bahwa selama dunia berputar, bara Huseinisme akan selalu membara dihati para pecinta keadilan.

Bara Huseinisme dalam gerakan Arbain tidak melihat agama, mazhab, kelompok, pribumi dan suku tertentu. Semuanya bersatu menyatu dalam satu teriakan, “ Haihat minadzillah.” Gerakan Arbain bukan untuk kuliner, bukan untuk selfie, bukan untuk berjalan hingga beribu-ribu kilo meter saja, melainkan penegasan kembali diri kita dalam melawan segala bentuk kedzaliman dan selalu siap mengorbankan diri kita, harta kita, keluarga kita bahkan anak bayi kita dijalan keadilan dan kebenaran.

No comments