Header Ads

test

Mukjizat Persatuan Syiah dan Ahli Sunah dalam Siasat Luar Negeri Muslimin


Dua mazhab besar Islam: Syiah dan Ahli Sunah hari-hari ini mengetahui nilai persatuan melebihi masa-masa sebelum ini. Mereka juga mengetahui bahwa siasat luar negeri muslimin bisa ditegakkan atas pondasi ini.

Lebih dari 20 persen penduduk dunia berasal dari kalangan muslimin. Data statistik ini bisa berfungsi ideal apabila beberapa problem yang ada ditangani.

Berdasarkan data tahun 2009, seluruh muslimin dunia berjumlah 23,2 persen dari 79,6 milyar seluruh penduduk dunia. Yaitu sekitar 1,57 milyar orang. 60 persen dari seluruh jumlah ini berada di Asia. Dari seluruh jumlah ini, 200 juta bermazhab Syiah dan selebihnya bermazhab Suni.

Dari sejak permulaan Islam hingga kini, Syiah dan Ahli Sunah senantiasa menekankan persatuan. Tetapi lantaran satu dan lain hal, mereka belum mampu mewujudkannya di alam praktis.

Dengan menilik area luas yang dimiliki oleh muslimin dunia, mereka bisa mengesampingkan perbedaaan-perbedaan yang sengaja diciptakan oleh musuh sehingga bisa membentuk sebuah siasat luat negeri yang sangat berpengaruh. Siasat luar negeri ini pada gilirannya dapat membantu perealisasian hukum-hukum Ilahi yang ada dalam tubuh ajaran agama Islam dengan berlandaskan pada keadilan dan faktor-faktor kemenangan umat manusia.

Langkah-langkah Persatuan Islam

Persatuan Islam berarti seluruh muslimin, dengan tetap memelihara perbedaan keyakinan dan ajaran yang ada, bisa hidup berdampingan secara rukun, mengambil satu sikap dalam menghadapi musuh Islam, dan berpartisipasi aktif dalam hal ini. Persatuan Islam tidak berarti bahwa syariat dan mazhab harus melebur menjadi satu.

Dari sejak pertengahan abad ke-20 Masehi, lantaran perbedaan parsial yang muncul di kalangan muslimin dan kemunculan perpecahan, para tokoh sepert Jamaluddin Asadabadi, Syaikh Syaltut, dan Ayatullah Burujerdi melakukan langkah-langkah untuk menciptakan persatuan Islam.

Pada masa Kebangkitan Masyruteh, para ulama Syiah dan Ahli Sunah juga telah mengeluarkan sebuah pernyataan tertulis resmi untuk mewujudkan persatuan Islam demi menghalau kekuatan-kekuatan asing yang kala itu telah melanda area muslimin. Ayatullah Nurullah Najafi Isfahani, Akhund Khurasani, Sayid Ismail Shadr, Syaikh al-Syariah Isfahani, dan Syaikh Abdullah Mazandarani termasuk para penanda tangan pernyataan ini.

Prinsip persatuan Islam termasuk salah satu pondasi terpenting pemikiran Imam Khomeini ra. Beliau sering kali menekankan bahwa keimanan telah berhasil memenang Revolusi Islam Iran dan seluruh muslimin adalah saudara sesama mereka.

Dalam rangka memelihara persatuan Islam, Ayatullah Khamenei menyuruh kita mengerjakan salat bersama Ahli Sunah di daerah-daerah yang didomisili oleh mayoritas Suni, bukan hanya di Makkah dan Madinah. Untuk itu juga, beliau membolehkan sujud di atas permadani dan mengerjakan salat Maghrib lebih cepat dari azan Maghrib Syiah. Sekalipun demikian, beliau tidak memperbolehkan salat bersedekap.

Para ulama Syiah tidak membolehkan kita membalas perbuatan orang-orang Suni yang menuduh Syiah kafir. Dalam hal ini, Ayatullah Sistani pernah menegaskan, “Janganlah kalian mengatakan saudara-saudara kita Ahli Sunah, tetapi katakanlah darah daging diri kita Ahli Sunah.”

Para ulama Ahli Sunah juga memperbolehkan bermakmum kepada Syiah. Dalam hal ini, Dr. Nashr Farid menegaskan, “Barang siapa beriman kepada Allah, mengucapkan dua kalimat syahadat, menerima ajaran-ajaran Islam yang pasti, dan mengenal rukun-rukun Islam, salat, dan syarat-syaratnya, maka ia sah menjadi imam untuk orang, sekalipun dari sisi fiqih berbeda. Para pengikut Ahlul Bait termasuk golongan ini. Kita tidak memiliki perbedaan dengan mereka dalam prinsip keyakinan. Untuk itu, kita mengerjakan salat dengan bermakmum kepada mereka di kota Qom dan Tehran.”

Sebagian ulama Ahli Sunah seperti Syaikh Mahmud Syaltut mufti agung al-Azhar berkeyakinan bahwa taklid kepada fiqih Ja’fari tidak berbeda dengan taklid kepada empat mazhab Ahli Sunah.

Mukjizat Persatuan Islam

Ketika seluruh muslimin telah sampai persatuan yang diinginkan, negara-negara imperialis dunia, dengan alasan apapun, tidak akan bisa menciptakan perpecahan di kalangan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir ini, negara-negara ini telah mengambil langkah-langkah yang sangat kentara untuk menciptakan perpecahan tersebut.

Membentuk kelompok-kelompok teroris dengan label Islam dan menciptakan di dalam negara-negara Islam adalah salah contoh jelas langkah-langkah tersebut. Dengan persatuan kuat, muslimin dunia bisa menjelaskan jati diri kelompok-kelompok teroris ini kepada dunia dengan berpijak kepada barometer pasti Islam.

Sumber: Shabestan

No comments