Header Ads

test

Negara Iraq dan Syam, Ilusi di Bawah Bendera Hitam ISIL

Kata “Syam”, sebagaimana diyakini oleh sebagian orang, tidak hanya terbatas pada batas geografis Suriah sekarang ini. Tetapi kata ini meliputi seluruh Syam yang pernah ada pada masa permulaan Islam. Yakni Yordania, Lebanon, Suriah, dan Palestina. Iraq juga tidak terbatas hanya pada batas geografis negara Iraq sekarang, tetapi meliputi seluruh Iraq Arab dan Ajam. Yakni Turki, Iran, dan Kuwait.

Lalu siapakah yang telah membentuk kelompok ISIL ini adalah sebuah pertanyaan yang belum memperoleh jawaban yang disepakati. Sebagian orang meyakini bahwa Arab Saudi membentuk kelompok buas ini dalam rangka menciptakan rasa takut di kalangan para pengikut Syiah, terutama Iran. Dari satu sisi, Raja Abdullah ingin memasukkan para pejuang “Suni” yang berafiliasi dengan dirinya dalam percaturan politik dunia. Tetapi dari sisi lain, lantaran memiliki hubungan yang tidak sehat dengan al-Qaidah, ia menjadi pendukung utama ISIL dalam rangka menghadapi kelompok-kelompok Syiah.

Tapi yang pasti, kelompok teroris ini muncul bersamaan dengan pelemahan politik dan militer sebuah negara bak jamur di musim hujan. ISIL di Iraq muncul setelah kekacauan negara ini pasca serangan militer Amerika. ISIL di Suriah berkembang lantaran kondisi krisis yang sempat muncul di negara ini. Di Iraq, ISIL masih terus berkembang. Perpecahan yang muncul di kalangan Syiah, Suni, dan Kurdi membuat negara ini semakin runyam.

Pembentukan kelompok buas seperti ini telah pernah dicoba oleh Amerika di Afghanistan dengan membentuk kelompok teroris Taliban dan al-Qaidah. Lama kelamaan, kelompok-kelompok buas ini akhirnya menjadi mimpi buruk bagi para pendukung mereka sendiri.

Islamfobia adalah masalah lain. Aksi brutal dan buas, serta wajah kasar yang dipertontonkan oleh ISIL di manapun mereka menginjakkan kaki telah menjadi alasan bagi sekelompok orang untuk membenci Islam.

ISIL marah lantaran kalah pemilu di Iraq dan Suriah

Hari-hari ini ISIL masih berkabung lantaran kekalahan di Suriah. Untuk itu, mereka berusaha menunjukkan eksistensi di negeri fiktif mereka. Setelah sepuluh hari berkuasa di Iraq, ISIL telah banyak membantai warga sipil. Kekacauan Iraq telah banyak menyedot perhatian masyarakat dunia.

Serangan teroris ke kota Mushal, Takrit, dan Shalahuddin harus dinilai sebagai sebuah program yang telah dicanangkan sebelum ini, dan setelah kemenangan koalisi Nuri Maliki baru dijalankan dengan tujuan menguasai Iraq. Memang hingga kini belum ada campur tangan asing untuk membasmi para pemberontak ini. Iran sendiri sebagai sebuah negara Syiah, sekalipun ISIL telah memancing fanatisme, belum hendak memasuki arena. Tehran malah menyerahkan masalah ini kepada keinginan rakyat dan pemerintahan Maliki. Amerika juga masih bungkam dan menyatakan bahwa penyelesaian krisis ini harus dipartisipasi oleh Iran.

No comments