Kepemimpinan dan Masa Depan Manusia dalam Perspektif Al-Quran
Salah satu tema terpenting seputar masa depan umat manusia adalah kepemimpinan universal dan penebaran keadilan di seluruh lapisan masyarakat dunia.
Guna mengenal lebih tentang tema ini, kami melakukan wawancara dengan Hujjatul Islam Mir-Arab salah seorang ahli di Pusat Budaya dan Pengetahuan Qurani berikut ini:
- Tolong Anda jelaskan tentang masa depan umat manusia dan masalah-masalah penting yang akan terjadi pada periode ini dalam pandangan al-Quran.
Membicarakan tentang masa depan memang diinginkan oleh setiap manusia. Tetapi, jika harus berlandaskan pada al-Quran, tentu ini sangat lebih sulit. Saya akan memaparkan beberapa poin semampu saya sesuai dengan telaah yang pernah saya lakukan dalam bidang ini.
Al-Quran sebagai satu kitab Allah yang abadi telah menggambarkan masa depan manusia dengan sangat detail dan teliti. Hal ini bisa kita simpulkan dari kitab dengan sedikit telaah yang sedikit lebih mendalam.
Bukan hanya al-Quran. Seluruh kitab samawi telah menggambarkan masa depan manusia sesuai periode masa keberadaannya. Semua kitab ini telah menjelaskan segala sesuatu yang diperlukan oleh umat manusia supaya mereka bisa sampai ke titik kebahagiaan mereka.
Salah satu tema penting yang memenuhi sepertiga isi al-Quran adalah masalah kiamat, akhirat, dan akhir kehidupan umat manusia. Tentu, masalah ini berhubungan dengan masa depan mereka. Tetapi, mungkin maksud Anda adalah masa depan manusia yang berhubungan dengan dunia ini.
Dalam banyak ayat, Allah telah mengutarakan masa depan umat manusia. Dalam surah al-Nur ayat 55, Dia berfirman, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang salih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar [keadaan] mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan suatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
Dalam ayat ini, Allah telah memberikan tiga janji kepada kelompok muslimin yang beriman dan melakukan amal salih: berkuasa di seluruh dunia, menyebarkan agama secara fundamental di seluruh penjuru dunia, dan kelenyapan seluruh bentuk ketakutan dan rasa tidak aman.
Allah menekankan bahwa masa depen dimiliki oleh orang-orang salih. Jika mereka tetap komitmen terhadap iman dan amal salih tersebut, maka akan tiba suatu hari di mana mereka dapat menyembah Allah dengan segala kebebasan, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk taat kepada-Nya, dan menebarkan tauhid yang murni di seluruh titik dunia.
Dari ayat ini dan ayat-ayat serupa dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa masalah terpenting untuk masa depan umat manusia adalah masalah kepemimpinan dan negara. Janji ini diberikan kepada muslimin yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut dan tidak hanya khusus untuk masa-masa tertentu. Sekalipun demikian, pemerintahan universal Imam Mahdi as adalah bentuk paling sempurna dari kepemimpinan ini. Setiap kali pondasi iman dan amal salih menancap kuat di kalangan masyarakat muslim, maka mereka pasti memiliki pemerintahan yang kuat dan berpengaruh. Satu contoh pemerintahan seperti ini pernah terwujud pada masa Rasulullah saw.
- Jadi, menurut Anda, masalah terpenting untuk masa depan umat manusia adalah kepemimpinan dan masa depan ini harus ditelaah dengan barometer ini?
Betul. Manusia harus tahu sedang mengikuti siapa. Semua masalah manusia kembali kepada poin ini. Jika umat manusia mengikuti seluruh petunjuk Ilahi dan menaati setiap titah para utusan Allah, pasti kondisi kita sekarang ini dan juga kondisi masa depan pasti berbeda. Dalam surah al-A’raf ayat 157 kita membaca, “[Yaitu] orang-orang yang mengikut rasul, nabi ummi yang [namanya] mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. Ia menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, mendukungnya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya [al-Qur’an], mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Tentu, ayat ini tidak hanya dikhususkan bagi umat Yahudi dan Kristen. Salah satu strategi ayat Qurani adalah universalitas ayat dan dilantunkan sebagai sebuah permisalan.
- Lalu, di mana peran manusia dalam hal ini?
Allah telah menentukan nama-nama para pemimpin umat, bukan hanya kriteria mereka, melalui lisan rasul-Nya. Tetapi umat malah ingin mundur dan enggan mendengarkan firman Allah. Sebagian ingin tetap mengikuti Nabi Musa as dan sebagian lagi ingin tetap setia kepada Nabi Isa as. Padahal, mengikuti seluruh nabi Ilahi meniscayakan kita harus bergerak ke depan dan tidak berhenti pada satu titik. Manusia sendiri tidak menunjukkan keinginan terhadap masa depan.
Hal ini juga terjadi di kalangan muslimin. Allah telah mewajibkan kepada mereka supaya menaati para utusan-Nya. Setelah Nabi Muhammad saw, semestinya tibalah giliran ulil amr. Tentu, yang dimaksud adalah ulil amr yang diinginkan oleh Allah, bukan setiap ulil amr yang berkuasa sekalipun dengan cara kudeta dan paksaan.
Post a Comment