Header Ads

test

Masjid, Ladang Spiritual Muslim


All About Ahlulbait Masjid adalah ladang-ladang dan modal-modal spiritual kaum Muslimin untuk meniti jalan menuju Tuhan supaya dengan bergandengan tangan satu sama lain dan bergerak secara berjamaah dapat meluaskan dan memuluskan jalan penghambaan kepada Tuhan, di sinilah akuisme ‘saya’ lebur dalam lautan ‘kita’. 

Tauhid adalah dasar dan tujuan pengajaran-pengajaran Islam dan masjid adalah jantung kota Islam. Jantung yang berdenyut yang mengalirkan tauhid di hati-hati dan lisan-lisan dan mendiktekan slogan-slogan “yadullah ma’al jama’ah” dan “hayya ‘ala khairil ‘amal” di dalam hati-hati.

Masjid adalah manifestasi identitas kebersamaan Muslimin dan suatu rumah yang meleburkan ‘saya’ menjadi ‘kita’. Kitalah yang menghadap kepada Tuhan. Jamaah dan masjid adalah satu mata uang dengan dua sisi. Mata uang yang sangat berharga dan valid di pasar nilai-nilai Islam. 

Masjid adalah suatu pasar dari pasar-pasar akhirat yang memberikan banyak penghasilan, keuntungan, dan surga serta tidak memberikan kerugian sedikitpun.
Masjid akan sangat bernilai jika jauh dari kecenderungan duniawi, jamaahnya yang besar, lebih ikhlas, lebih berdimensi spiritual, dan meluaskan hati.

Syiar masjid dalam dua puluh empat jam adalah satu dan sama, dan tamu-tamunya memiliki satu suara dan satu hati serta menyimak secara mendalam lantuan suci: 

- Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 

- Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam,

- Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,

- Yang menguasai hari pembalasan, 

- (Ya Allah), hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
- Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, 

- (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Penulis: Hujjatul Islam Mahmud Qiraati, Peneliti Bidang Masjid 

No comments