Nikmatnya Doa
Nikmatnya Doa
Orang-orang yang menikmati kesenangan berdoa dan membebaskan diri dari segala ciptaan, untuk bergerak ke arah Al-Khaliq (Pencipta), tidak akan mengenal kebahagiaan dan nikmat yang lebih besar dari itu. Bagi orang-orang seperti ini doa mencapai puncak kekuatan, kemuliaan, keluhuran, dan berkat. Hal itu meliputi orang yang berdoa itu dalam kelapangan dan ia melihat bahwa suatu keridhaan Ilahi yang istimewa meliputi dirinya. Ia menyaksikan akibat dari doanya dikabulkan : Allah, anugerahkanlah kiranya kepada saya nikmat yang sebaik-baiknya atas apa yang saya keluhkan kepada-Mu, dan karuniakanlah kiranya kepada saya merasakan rasa kemurahan dalam anugerah-Mu atau apa yang saya mohonkan daripada-Mu.
Orang-orang yang bijaksana mengatakan bahwa ada perbedaan antara pengetahuan yang yakin (ilmul yaqin), penglihatan yang pasti (‘ainul yaqin) dan kepastian yang sesungguhnya (haqqul yaqin). Mereka mengajukan contoh sebagai berikut : bayangkanlah akan api; ada saatnya ketika Anda melihat akibat dari api. Umpamanya, Anda melihat gumpalan asap. Anda tahu bahwa di sana ada api darimana asap itu membumbung ke langit; ini pengetahuan yang pasti, ‘ilmul yaqin. Pada saat lainnya, Anda melihat api itu sendiri dari dekat; ini penglihatan yang pasti dan lebih tinggi tarafnya dari ‘ilmul yaqin, karena ini berarti penyaksian sendiri. Pada saat yang lain Anda berada demikian dekatnya kepada api itu sehingga Anda merasakan hangat dan panasnya; ini namanya haqqul yaqin.
Manusia mungkin dengan sepenuhnya menyadari akan Tuhan serta percaya dengan mengakui Ada-Nya, tetapi dalam kehidupannya sehari-hari ia tidak berhasil melihat kenikmatan-kenikmatan yang istimewa yang ada saat-saatnya dianugerahkan Tuhan kepada hamba-hamba-Nya. Ini tingkatan yang dinamakan tingkat ‘ilmul yaqin. Tetapi ada saat-saatnya ketika ia sesungguhnya menyaksikan efek-efek dari Tauhid dan ia melihat doa-doanya terkabul. Ia percaya dan berandal kepada Tuhan, ia menolak kepercayaan kepada yang lain kecuali Tuhan, dan sepanjang hidupnya ia melihat efek-efek dari keyakinan dan kepercayaannya. Singkatnya, ia menyaksikan efek-efek Tauhid (Ketuhanan Yang Mahaesa), inilah ‘ainul yaqin. Hamba-hamba Allah yang beruntung mencapai tahap ini, yang yakin dan percaya kepada Allah dan menyaksikan efek-efek dari doa-doanya. Mereka merasakan kenikmatan-kenikmatan yang sangat tinggi yang sukar untuk kita bayangkan. Tahap yang lebih tinggi tentu saja ialah apabila orang yang berdoa itu melihat dirinya sendiri mempunyai kontak yang langsung dengan Hakikat Ilahi. Sesungguhnya ia tidak lagi melihat dirinya sendiri, ia melihat tindakan itu sebagai Tindakan-Nya, atribut-atribut itu sebagai Atribut-Nya, dan, singkatnya, ia melihat Tuhan dalam segala sesuatu.
Apabila seorang manusia mempelajari suatu kerajinan (craft), belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudian setelah belajar selama bertahun-tahun dengan sakit dan susah payahnya, ia melihat untuk pertama kalinya hasil karyanya – umpamanya ia melihat pasien yang disembuhkannya, bangunan yang didirikan sesuai dengan perhitungannya – maka ia akan merasa senang. Ia merasakan suatu kebanggaan dalam dirinya, dan ini merupakan suatu bentuk kenikmatan yang dirasakan apabila seorang manusia melihat hasil usahanya sendiri.
Alangkah bahagianya seorang manusia apabila ia menyaksikan hasil dari imannya ! Apabila ia melihat kenikmatan yang khusus dari Allah ! Kehormatan yang dirasakan seorang manusia karena berhasil di dalam jalan Tauhid ! Sungguh kenikmatan dan kebesaran hati yang dialami dalam keadaan seperti itu adalah seribu kali lebih besar, lebih nikmat, dan lebih manis dibanding dengan keadaan bagaimanapun juga. Semoga Allah memandang kita sebagai yang patut berdoa dan memohon kepada-Nya untuk menikmati manfaat dari kemajuan ruhani yang suci itu.
Post a Comment