ISIS, Barat dan Rekayasa Media
Kini kondisi pertempuran di sejumlah wilayah Irak dan kota Kobani Suriah tidak menguntungkan kepentingan kelompok teroris ISIS dan pendukungnya, termasuk Turki dan AS. Selama ini, koalisi global anti-ISIS yang dipimpin AS untuk memerangi kelompok teroris di Irak dan Suriah, tidak lahir dari permintaan rakyat negara itu. dan mundurnya kelompok teroris ISIS dari kota Kobani berkat perjuangan rakyat menghadapi kelompok teroris itu.
Ketika diumumkan sejumlah daerah di Kobani berhasil dibersihkan dari ISIS, dan hanya tiga wilayah saja yang masih berada dalam cengkeraman kelompok teroris itu, Juru bicara Pentagon mengeluarkan statemen mengenai kemungkinan ISIS akan kembali menguasai Kobani.Statemen ini memberi indikasi bahwa Barat terutama AS sedang melancarkan perang urat syaraf demi kepentingan ISIS dan sebaliknya merugikan Irak dan Suriah.
Pernyataan kontraproduktif Pentagon ini menunjukkan efektivitas perlawanan rakyat Suriah menghadapi kelompok teroris ISIS, sedangkan AS yang menampilkan kepahlawanan model Hollywood gagal untuk mewujudkan tujuannya dalam bentuk koalisi global anti-ISIS. Untuk menutupi kegagalan tersebut AS menebarkan perang urat syaraf guna melemahkan kekuatan rakyat, dan menumbuhkan kembali semangat kelompok teroris ISIS. Tersebarnya berita mengenai pelatihan pilot kepada personil ISIS dan kemampuan kelompok teroris ini menerbangkan pesawat tempur dalam waktu dekat sebagai bagian dari manuver media tersebut.
Strategi tersebut juga diterapkan di Irak. Pasca kegagalan berturut-turut ISIS menghadapi militer yang didukung relawan rakyat Irak, media massa Barat mempublikasikan sejumlah berita mengenai semakin dekatnya ISIS menuju Baghdad, ibukota Irak. Para pendukung ISIS secara masif melancarkan propaganda media mengenai kelemahan militer dan rakyat Irak dalam menghadapi kelompok teroris.
Tujuan mereka untuk melemahkan persatuan nasional Irak, dan melicinkan jalan bagi intervensi Barat dalam urusan negeri kisah 1001 Malam itu. Oleh karena itu, para pejabat tinggi Irak, termasuk Sayid Ammar Hakim, selaku ketua Dewan Tinggi Islam Irak, hari Sabtu (18/10) menegaskan bahwa rakyat Irak harus mewaspadai dua perang; perang secara langsung melawan ISIS dan perang media. Sebab selain menghadapi serangan fisik dalam perang, rakyat dan pemerintah Irak juga menghadapi perang urat syarat yang dilancarkan pendukung kelompok teroris ISIS termasuk media massa Barat.(IRIB Indonesia/PH)
Post a Comment