Tafsir Rahnama: Surat Al-Ma'un Ayat 3
Ayat 3
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3)
Wa Lā Yaĥuđđu `Alá Ţa`āmi Al-Miskīni
Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Ayat ketiga dari surat al-Ma'un ini diturunkan di Madinah, sehingga tergolong ayat-ayat Madani.
1. Mereka yang mengingkari pembalasan Allah bukan saja tidak membantu untuk memberi makan orang miskin, tapi juga tidak mengajak orang lain untuk melakukannya.
Wa Lā Yaĥuđđu `Alá Ţa`āmi Al-Miskīni
Ungkapan Hadduhu 'Ala al-Amr berarti memaksanya untuk melakukan satu pekerjaan (Mishbah). Sementara yang dimaksud dengan Tha'am al-Miskin adalah Badzl Tha'am al-Miskin yang berarti memberi makan orang miskin, tapi bisa juga kata Tha'am dalam ayat ini berarti Ith'am yang berarti memberi makan, seperti kata 'Atha yang berarti I'tha (al-Bahr al-Muhith).
2. Mengingkari hari kebankitan akan membuat renggang dan dingin hubungan antara satu manusia dengan yang lain.
Yukadhdhibu Bid-Dīni... Yadu``u Al-Yatīma. Wa Lā Yaĥuđđu `Alá Ţa`āmi Al-Miskīni
3. Menjamin makanan orang yang membutuhkan dan mensosialisasikan budaya membantu orang miskin merupakan kewajiban ilahi.
Wa Lā Yaĥuđđu `Alá Ţa`āmi Al-Miskīni
Miskin adalah orang tidak memiliki apa-apa atau apa yang dimilikinya tidak mencukupi kebutuhannya atau seseorang yang tidak dapat melakukan apa-apa akibat kefakirannya (Qamus).
4. Orang miskin memiliki saham makanan pada harta masyarakat.
Ţa`āmi Al-Miskīni
Menyandarkan kata Tha'am kepada al-Miskin menunjukkan hak yang menunjukkan makanan itu adalah milik orang miskin.
5. Memenuhi kebutuhan makanan orang-orang miskin merupakan dukungan paling penting terhadap mereka.
Wa Lā Yaĥuđđu `Alá Ţa`āmi Al-Miskīni
Penyebutan kata Tha'am atau makanan dalam ayat ini menunjukkan pemahaman ini.
6. Tercela manusia yang tidak ingin menyebarkan budaya membantu orang lain yang membutuhkan dan membuatnya jauh dari Allah.
Fadhālika Al-Ladhī ... Wa Lā Yaĥuđđu `Alá Ţa`āmi Al-Miskīni
Dzalika merupakan kata petunjuk yang dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang jauh.
7. Memperhatikan dampak dari mengingkari hari kebangkitan terkait tidak membantu orang miskin, sekalipun dengan lisan, akan membuat manusia takut untuk mengingkari akhirat.
‘Ara'ayta Al-Ladhī Yukadhdhibu Bid-Dīni ... Wa Lā Yaĥuđđu `Alá Ţa`āmi Al-Miskīni
8. Memberi makan orang miskin dan mengajak orang lain untuk memberantas kemiskinan dari masyarakat merupakan kelaziman dari menerima hari pembalasan dan petanda keberhasilan di hari itu.

Post a Comment