Daya Tarik Ahlulbait
Bismillahirrahmanirrahim...
Salah seorang teman, seorang pelajar
agama (Talabeh), dan pelantun pujian bercerita : Pada hari-hari peringatan
wafat Sayidah Fathimah Zahra as kami pergi ke suatu daerah di Propinsi Kerman,
Sebuah kawasan miskin yang sulit air dan udara
bersih. Di sana ada sebuah tempat yang bernama Hayatabad. Di tempat itu
terdapat penjara bagi para narapidana kelas satu. Seorang sipir penjara
mengatakan, “ Sekarang adalah hari wafat Sayidah Fathimah . kami minta Anda
berbicara di hadapan mereka dan membacakan syair ratapan.”
Ia melanjutkan : Ketika kami masuk dan
memandang orang yang ada di dalam penjara itu saya merasa ngeri. Saya pun
menyampaikan beberapa kisah seputar
Sayaidah Fathimah Zahra dan Syafaatnya. Setelah itu saya membacakan
syair-syair ratapan. Pada saat saya mulai membaca syair ratapan suasana pun
berubah dipenuhi atmosfer kecintaan kepada Ahlulbait as.
Setelah selesai pembacaan rauzeh (syair
ratapan), seorang pemimpin narapidana yang sangat disegani di kalangan mereka
datang kepada saya dan berkata, “ sudah dua puluh tahun aku belum pernah
menangis, tetapi hari ini, dengan menyebut nama Sayidah Zahra engkau telah
membuatku menangis.”
Selama dua puluh tahun air mata
narapidana itu belum pernah keluar, tapi ketika itu disebut nama Sayidah
Fathimah zahra as hatinya bergetar dan membuatnya menangis. Insya Allah seseorang
yang berada di jalan yang lurus, di jalan Ahlulbait, pada akhirnya ia akan
selamat.
Dalam riwayat dikatakan : jika dalam diri
seseorang terdapat kecintaan kepada Ahlulbait meski sebesar debu maka pada
akhirnya dia akan selamat. Tentu saja ini bukan berarti bahwa orang yang
seluruh hidupnya dipenuhi dengan ketaatan dan kecintaan kepada Ahlulbait sama
dengan orang yang umurnya dipenuhi dengan kejahatan. Jelas keduanya berbeda dan
tidak satu derajat. Tetapi yang ingin dikatakan ialah seseorang yang berada
dijalan Ahlulbait dan berada dalam naungan kecintaan kepada Ahlulbait, ia tidak
akan tertinggal selamanya dalam kesengsaraan.
Dalam riwayat lain yang berasal dari Imam
Ali as dikatakan Surga mempunyai delapan
pintu. Kemudian beliau menyebutkan kedelapan pintu itu satu persatu, hingga
beliau berkata, “ Adapun pintu terakhir adalah bagi seluruh muslimin, yaitu
mereka yang bersaksi bahwa ‘ tidak ada tuhan selain Allah’ dan tidak ada
sedikit pun kebencian kepada Ahlulbait di dalam hatinya.” Mereka pada akhirnya
juga ahli surga.
Post a Comment