Aliansi Amerika-Israel Melawan Iran
Selasa, 2014 Maret 11 15:10
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Jen Psaki mengatakan kekhawatiran tentang Iran akan tetap ada meskipun perundingan nuklir berjalan dengan baik.
"Meskipun perundingan kelompok 5+1 dengan Iran berlangsung baik, tapi kekhawatiran tentang ‘kegiatan terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia di Iran' akan tetap bertahan dengan kuat," ujar Psaki, Senin (10/3) dalam konferensi persnya.
Pernyataan Psaki juga menyingung skenario terbaru rezim Zionis Israel tentang pengiriman senjata Iran ke Jalur Gaza, di mana mereka menuding Republik Islam mendukung terorisme dan menjadi ancaman keamanan di wilayah Timur Tengah.
Media-media Israel beberapa waktu lalu menginformasikan penghentian sebuah kapal pengangkut senjata dan rudal dengan tujuan Gaza di dekat perairan Sudan di Laut Merah. Mereka mengklaim kapal yang berlayar dengan bendera Panama itu, mengangkut senjata Iran untuk kelompok Hamas di Gaza.
Para pejabat Tel Aviv pada hari Senin, memperlihatkan kepada awak media barang-barang yang disita dari kapal tersebut di pelabuhan Eilat. Mereka menunjukkan beberapa kantong semen yang tertulis label ‘Made in Iran' dan mengklaim, muatan itu ditemukan bersama sejumlah roket dan senjata dari Iran tujuan Gaza.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga memanfaatkan dengan baik berita itu dan mengatakan, kasus tersebut adalah bukti bahwa Iran tidak dapat dipercaya.
Para pejabat Zionis – sebagai rezim teroris – menuding Iran mendukung terorisme dan menganggap perlawanan sah bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel sebagai kegiatan teroris.
Israel melakukan manuver besar dalam beberapa hari terakhir agar Kongres AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Republik Islam. Para pejabat Tel Aviv dan Washington di sidang tahunan AIPAC, mengadopsi kebijakan seragam untuk kampanye Iranophobia di tingkat internasional.
Para pejabat Israel sangat gusar dengan kesepakatan nuklir antara Iran dan kelompok 5+1 di Jenewa. Tel Aviv kini ingin membentuk opini publik bahwa Tehran tidak dapat dipercaya.
Tujuan utama skenario itu adalah memperkenalkan Iran sebagai pemicu instabilitas di kawasan. Namun sayangnya, skenario-skenario Israel selalu mengandalkan klaim dan tudingan tak berdasar serta tidak memiliki bukti yang bisa diverifikasi.
Anehnya lagi, para pejabat Washington juga terjebak dalam perang propaganda yang diluncurkan Tel Aviv. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney dalam jumpa persnya, menuduh Iran melakukan tindakan-tindakan ilegal di tengah masyarakat internasional.
Dia berkesimpulan bahwa salah satu tantangan Amerika dengan Iran terletak pada dukungan negara itu untuk organisasi-organisasi teroris dan perilaku Tehran di kawasan.
Pada dasarnya, komentar para pejabat Amerika sejalan dengan program kampanye anti-Iran yang diluncurkan oleh Netanyahu. Langkah itu tentu saja akan merusak proses perundingan nuklir yang sedang berlangsung.
http://indonesian.irib.ir
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Jen Psaki mengatakan kekhawatiran tentang Iran akan tetap ada meskipun perundingan nuklir berjalan dengan baik.
"Meskipun perundingan kelompok 5+1 dengan Iran berlangsung baik, tapi kekhawatiran tentang ‘kegiatan terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia di Iran' akan tetap bertahan dengan kuat," ujar Psaki, Senin (10/3) dalam konferensi persnya.
Pernyataan Psaki juga menyingung skenario terbaru rezim Zionis Israel tentang pengiriman senjata Iran ke Jalur Gaza, di mana mereka menuding Republik Islam mendukung terorisme dan menjadi ancaman keamanan di wilayah Timur Tengah.
Media-media Israel beberapa waktu lalu menginformasikan penghentian sebuah kapal pengangkut senjata dan rudal dengan tujuan Gaza di dekat perairan Sudan di Laut Merah. Mereka mengklaim kapal yang berlayar dengan bendera Panama itu, mengangkut senjata Iran untuk kelompok Hamas di Gaza.
Para pejabat Tel Aviv pada hari Senin, memperlihatkan kepada awak media barang-barang yang disita dari kapal tersebut di pelabuhan Eilat. Mereka menunjukkan beberapa kantong semen yang tertulis label ‘Made in Iran' dan mengklaim, muatan itu ditemukan bersama sejumlah roket dan senjata dari Iran tujuan Gaza.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga memanfaatkan dengan baik berita itu dan mengatakan, kasus tersebut adalah bukti bahwa Iran tidak dapat dipercaya.
Para pejabat Zionis – sebagai rezim teroris – menuding Iran mendukung terorisme dan menganggap perlawanan sah bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel sebagai kegiatan teroris.
Israel melakukan manuver besar dalam beberapa hari terakhir agar Kongres AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Republik Islam. Para pejabat Tel Aviv dan Washington di sidang tahunan AIPAC, mengadopsi kebijakan seragam untuk kampanye Iranophobia di tingkat internasional.
Para pejabat Israel sangat gusar dengan kesepakatan nuklir antara Iran dan kelompok 5+1 di Jenewa. Tel Aviv kini ingin membentuk opini publik bahwa Tehran tidak dapat dipercaya.
Tujuan utama skenario itu adalah memperkenalkan Iran sebagai pemicu instabilitas di kawasan. Namun sayangnya, skenario-skenario Israel selalu mengandalkan klaim dan tudingan tak berdasar serta tidak memiliki bukti yang bisa diverifikasi.
Anehnya lagi, para pejabat Washington juga terjebak dalam perang propaganda yang diluncurkan Tel Aviv. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney dalam jumpa persnya, menuduh Iran melakukan tindakan-tindakan ilegal di tengah masyarakat internasional.
Dia berkesimpulan bahwa salah satu tantangan Amerika dengan Iran terletak pada dukungan negara itu untuk organisasi-organisasi teroris dan perilaku Tehran di kawasan.
Pada dasarnya, komentar para pejabat Amerika sejalan dengan program kampanye anti-Iran yang diluncurkan oleh Netanyahu. Langkah itu tentu saja akan merusak proses perundingan nuklir yang sedang berlangsung.
http://indonesian.irib.ir
Post a Comment