Maulid Persatuan Sunni-Syiah di Bandung Momentum Persatuan Umat
Menurut Kantor Berita ABNA, NKRI harus selalu dijaga dari provokasi yang mengatasnamakan Islam, ini point penting, tema dari acara Maulid Nabi Muhammad saw yang berjudul “Dukung Persatuan Umat Dengan Cinta Nabi Pembawa Rahmat, yang diadakan di Bandung, oleh beberapa Ormas Islam, Sunni maupun Syiah.
Hal itu disampaikan KH Alawi Nurum Alam Al-Bantani dalam sambutannya menjelang pembacaan tawasul pada acara Maulid Nabi Muhammad saw kerjasama bareng muslim Sunni dan Syiah di Masjid Raya Bandung Jawa Barat Minggu, 19 Januari 2014.
Da’i dan penulis buku yang berjudul “Salafi Wahabi (Persis) bertanya Kiyai NU Menjawab” ini dengan tawadhu mengatakan, “Saya tak pantas memimpin tawasul ini karena masih banyak yang lebih layak dari saya.”
Acara Maulid Muhammad saw ini digarap beberapa ormas umat islam dari Sunni dan Syiah. Nahdatul Ulama (NU), Jama’ah Muslimat NU kota Bandung, GP Ansor, Banser, Pagar Nusa, Jaringan Gusdurian kota Bandung, Forum Silaturahim warga Nahdlilyin (FOSWAN), Jama’ah Masjid Raya Bandung, Jama’ah Masjid Raya Al Munawarah, Ikatan Jama’ah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), Ahlul Bait Indonesia (ABI), Pesantren Al Quran Babusalam, Yayasan Fathul Qalbi, Anggota PMII, Anggota HMI, Anggota Deklarasi Sancang, Anggota Jaka Tarub, Paguyuban Pendekar Banten kota Bandung.
Penceramah Lembaga Ta’mir Masjid Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (LTM PBNU), KH. Abdul Manan A. Ghani menyinggung kelompok Islam radikal yang mengkampanyekan gerakan anti Maulid sebagai biang hancurnya negara seperti Suriah dan pembunuh ulama Syaikh Mohamed Said Ramadan Al-Bouti.
“Rupanya sudah tergambar bagaimana musuh dari dalam islam itu begitu getol melakukan penggerogotan agar islam ini tercerai berai, dan dengan acara ini penyelenggara dan tentunya masyarakat sangat mengingingkan persatuan umat islam untuk keutuhan NKRI.” Papar KH. Abdul Manan A. Ghani.
Tak jauh beda dengan sebelumnya, penceramah lain KH Zainul Akifin Abbas menyinggung bahwa paham-paham yang selalu atau hobi berkata Bid’ah adalah paham-paham yang harus diwaspadai, dan inilah yang bisa merusak kerukanan keluarga hingga kerukunan bangsa.
“Jika maulid itu bid’ah, sisi bid’ahnya mana?” Tanyanya.
lebih jauh KH Zainul Akifin Abbas menceritakan pengalaman dirinya yang sering menerima sms bertuliskan bahwa dirinya adalah ahli neraka, dan masih banyak tudingan kasar yang dialamatkan kepadanya.
Sementara itu Jalaluddin Rakhmat atau Kang Jalal pencermah dari Syiah menyampaikan tentang pentingnya maulid. Maulid itu adalah kerinduan kita pada Rasulullah, kerinduan yang sangat dalam maknanya.
Kang Jalal menyampaikan kisah seorang yang begitu rindu pada Nabi lalu mengadakan maulid, dia sering sakit-sakitan, karena dengan kerinduannya itu pun dia bermimpi berjumpa Nabi. Rasululllah menggosokkan/menyapu air liurnya pada orang tersebut sebagaimana Rasulullah pernah mengoleskannya pada Sayidina Ali bin Abi Thalib KW saat akan perang, dan orang itu sembuh bahkan seperti tidak pernah mengalami sakit.
“Sungguh keajaiban. Maka Maulid itu adalah kerinduan sekaligus mengobati.” Papar Kang Jalal.
Setelah doa penutup dipimpin oleh Habib Hasan Dalil Alaydrus, Maulid Nabi ini dilanjutkan pembagian 114 tumpeng kepada ribuan jamaah yang hadir di masjid Raya Bandung.
Sebelum acara akan berlangsung sempat ada rumor yang tersebar bahwa acara ini akan dihentikan atau mendapatkan ancaman dari pihak yang tidak senang dengan maulid atau tukang bid’ah. Namun ternyata selama acara tak ada gangguan pun yang terjadi, berkat kesiagaan para pembela persatuan umat. Inti dari acara ini pun tercapai, bahwa maulid sebagai sarana persatuan, sarana kerinduan bersatunya umat Islam dibawah bendera Rasulullah.
Post a Comment